Layanan Telematika

LAYANAN TELEMATIKA

Indonesia pun belum mampu mendayagunakan potensi teknologi telematika secara baik, dan oleh karena itu Indonesia terancam “digital divide” yang semakin tertinggal terhadap negara-negara maju. Kesenjangan prasarana dan sarana telematika antara kota dan pedesaaan, juga memperlebar rurang perbedaan sehingga terjadi pula “digital divide” di dalam negara kita sendiri. Indonesia perlu melakukan terobosan agar dapat secara efektif mempercepat pendayagunaan teknologi telematika yang potensinya sangat besar itu,untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mempererat persatuan bangsa sebagai landasan yang kokoh bagi pembangunan secara berkelanjutan.
Di dalam hal ini pemerintah perlu secara proaktif dan dengan komitmen yang tinggi membangun kesadaran politik dan menumbuhkan komitmen nasional, membentuk lingkungan bisnis yang kompetitif, serta meningkatkan kesiapan masyarakat untuk mempercepat pengembangan dan pendayagunaan teknologi telematika secara sistematik. Indonesia perlu menyambut komitmen dan inisiatif berbagai lembaga internasional, kelompok negara atau negara-negara lain secara sendiri-sendiri dalam meningkatkankerja sama yang lebih erat dalam penyediaan sumber daya pembiayaan, dukungan teknis, dan sumber daya lain untuk membantu Indonesia sebagai negara berkembang mengatasi “digital divide”.

1.     Layanan Telematika dibidang Informasi

telematika harus berjalan beriringan dan harus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta menigkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Dan salah satu fasilitas bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yaitu melalui internet, telefon, televisi, serta radio. Ada baiknya bila fasilitas publik ini dikembangkan secara terus menerus, seperti warnet, dan wartel, serta media komunikasi menggunakan telepon selular. Bila hal ini terus dikembangkan maka masyarakat di pedesaan dan area – area yang sampai saat ini masih terisolir dengan teknologi khhususnya teknologi informasi akan mendapatkan informasi yang cepat dan dapat dikembangkan. Pusat – pusat informasi juga diperlukan untuk menyalurkan informasi pada daerah – daerah yang saat ini belum terjangkau.

2.     Layanan Telematika di bidang Keamanan

Pada bidang keamanan, telematika berperan sangat penting untuk menanggulangi para pencuri – pencuri informasi yang terbatas (rahasia). Sebagai contoh kepolisian Republik Indonesia memiliki situs resmi http://www.polri.go.id/ yang dapat diakses untuk melakukan pencarian terhadap orang hilang, atau daftar pencarian orang yang dipublikasikan oleh polri, dapat juga untuk mengadkukan suatu perkara atau melihat  pengaduan yang telah kita buat, serta melihat perkara kasus yang sudah terselesaikan ataupun yang belum terselesaikan. Contoh lain adalah polda jawa barat memiliki situs resmi http://www.lodaya.web.id/,  polda jawa barat juga menerima pengaduan melalui SMS dengan mengirimkan sms kita ke nomor (022)70831974, serta layanan informasi STNK kendaraan dengan mengetik “poldajbrnopol” dan kirim ke 3977.  Situs polda jawa barat ini memiliki layanan yang cukup lengkap diantaranya Pelayanan STNK, SIM, BPKB, SKCK, Perizinan dan Sendak. Kita juga bisa mengetahui situasi keamanan dan ketertiban masyarakat serta kepadatan lalu lintas pada situs polda jawa barat.  Dengan sistem yang diterapkan ini polisi dapat dengan mudah mengontrol keamanan serta dapat menerima masukan-masukan dari masyrakat sehingga kinerja kepolisian akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Namun seiring dengan berkembangnya telematika diharapkan juga dapat membentuk ketahanan dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman dan kejahatan baru yang timbul sejalan dengan perkembangan telematika.

3.     Layanan Context Aware dan Event-Based

Context Awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user.
Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt,yaitu:
–   The acquisition of context Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi tersebut .
–   The abstraction and understanding of context Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.
–  Application behaviour based on the recognized context Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.

4.     Layanan Perbaikan sumber (Resource Discovery Service) 

Layanan telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan.

 

ref :http://resty-pumpfh.blogspot.com/2009/12/layanan-telematika.html